Selain Arab Badui, sebagian masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang mengembala ternak orang lain. Seperti Nabi Muhammad Saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud dan lain.
Baca Juga: Pengertian Al-Qur'an dan Hadits
Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Selain pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian, khusunya, penduduk Makkah. Mereka memiliki pusat perniagaan istimewa. Penduduk Makkah memiliki kedudukan tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka penduduk negeri Haram (Makkah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka, juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka. Allah Swt. telah menganugrahkan hal itu kepada mereka.Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ankabut [29]:67,yang artinya:
"..dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya
Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia
sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran)
mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?"
Suku Quraisy merupakan pendudukan Makkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman orang-orang Yaman yang pindah ke Makkah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan. Selain itu, kota Makkah memiliki Ka’bah sebagai tempat orang-orang di Jazirah Arab melaksanakan haji. Mereka datang untuk melaksanakan haji setiap tahun.
Kebiasaan Orang-orang Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke daerah-daerah lain. Allah Swt. mengabadikan perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman dan sebaliknya perjalanan dagang musim panas ke Syam. Allah berfirman, yang artinya:
"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (Yaitu) kebiasaan mereka
bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka
menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan
kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan. (QS. Quraisy [106] : 1-4)"
Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah dan Zul Majaz. Fungsi pusat perdagangan bukan hanya se bagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Mereka saling menguji kemampuan. Hal ini mengambarkan bahwa konsep pasar tidak sekadar sebagai pusat perdagangan, tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transaksi-transaksi global. Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu menjadi bahasa yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan kata dan maknanya.
Dalam bidang ekonomi, riba sudah menjadi tradisi dan lazim dipraktikan di Jazirah Arab. Bahkan Makkah sebagai pusat sudah terpengaruh sistem riba. Hal ini bisa terjadi karena terpengaruh dengan sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Adapun alat transportasi utama saat itu adalah Unta, yang dianggap sebagai perahu padang pasir. Unta merupakan kendaraan yang menakjubkan. Unta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang sangat jauh. Unta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari satu negeri ke negeri lainnya untuk diperjualbelikan.
Artikel Terkait:
» Kegiatan Rasulullah SAW pada saat membina masyarakat Madinah
» Makna-makna Hijrah Rasulullah SAW
» Khulafaul Rasyidin
Cukup Sekian artikel hari ini tentang Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah Sebelum Islam semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa share kebaikan kepada orang lain!
bookmark dulu :D
ReplyDeleteijin copy buat materi sekolah ya...
ReplyDelete