Hadis
Tentang Mencintai Anak Yatim - Ditinjau dari istilah Yatim Piatu adalah seorang yang di hidupnya sudah tidak memiliki orang tua, baik ayah atau ibu. Menurut bahasa kata yatim memiliki arti seorang anak yang tidak punya ayah, sedangkan piatu memiliki arti seorang anak yang tidak memiliki ibu.
- Hadits Pertama
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا
وَ عَنْ أَبِي
كَافِلُ
الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
وَأَشَارَ بَيْنَهُمَا (رواه مسلم )
|
Artinya: ”Aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim di syurga seperti ini. Beliau
menunjukkan telunjuk jari tengah serta beliau merenggangkan antara keduanya”.
(H.R. Muslim)
- Hadits Kedua
خَيْرُ بَيْتٍ فِى اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَشَرُّ بَيْتٍ فِى اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ
يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِ . رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهُ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ.
|
Artinya: "Sebaik-baik
rumah orang islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim dan diasuh
dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang islam adalah rumah yang di dalamnya ada
anak yatim yang diperlakukan dengan jahat." (H.R. Ibnu Majjah dari Abu Hurairah).
Penjelasan Hadis
Hadis di
atas memberikan motivasi kepada kita
untuk mau peduli terhadap anak yatim. Orang yang mau peduli terhadap anak yatim
dengan cara memeliharanya, akan memperoleh kedudukan yang tinggi yaitu berada
di surga bersama Nabi Muhammad SAW. Layaknyajari telunjuk dan jari tengah.
Anak
yatim ialah anak-anak yang belum balig yang ditinggal mati oleh kedua orang
tuanya atau salah satunya.
Orang yang pertama yang bertanggung jawab adalah ahli warisnya untuk memelihara, mendidik, dan membesarkannya sehingga ia dapat menjalani hidup secara mandiri. Yatim piatu (istilah di Indonesia) yang diartikan sebagai anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya.
Orang yang pertama yang bertanggung jawab adalah ahli warisnya untuk memelihara, mendidik, dan membesarkannya sehingga ia dapat menjalani hidup secara mandiri. Yatim piatu (istilah di Indonesia) yang diartikan sebagai anak yang ditinggal mati oleh ayah dan ibunya.
Anak-anak
yatim membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua untuk perkembangan
kepribadiannya. Namun, mereka tidak mendapatkan hal tersebut, karena ayah atau
ibunya sudah meninggal. Maka, diperlukan orang lain yang dapat menggantikan
peran orang tua untuk menuntun mereka ke jalan yang benar.
Tanpa
perhatian dan kasih sayang, anak-anak yang kehilangan orang tua itu, tidak
dapat tumbuh secara seimbang antara jasmani dan rohaninya, sehingga
memungkinkan anak mengalami perkembangan yang timpang. Oleh karena itu,
Rasulullah menganjurkan umat Islam agar mau menggantikan peran ayah dan ibunya
dengan jaminan surga yang berdekatan dengan surga nabi.
Selama
ini, pengertian menyantuni anak yatim cenderung pada kebutuhan fisiknya saja.
Sedang yang bersifat psikologis belum banyak dilakukan. Padahal anak-anak yatim
yang tinggal di panti maupun di rumahnya sendiri, mereka merindukan figur
ayah/ibu yang menjadi tempat curhat dan bermanja. Oleh karena itu sebaiknya
pemberian bantuan untuk kebutuhan fisik, disertai pula dengan komunikasi
pribadi yang intens untuk memahami kebutuhan psikologis maupun pengembangan bakat
minat anak yang bermanfaat bagi masa depannya.
Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW. pada Hadis tersebut bahwa orang yang
menyantuni anak yatim dengan baik maka ia akan bisa bersama dengan rasulullah
SAW. masuk syurga.
Hadis kedua menjelaskan rumah yang paling
mulia dalam pandangan nabi Muhammad adalah rumah yang ada anak yatim dan diasuh
dengan baik. Sebaliknya sejelek-jelek rumah adalah apabila di dalamnya ada anak
yatim dan disia-siakan, jika demikian maka aura keberkahan hidup tidak akan pernah
terpancar di rumah tersebut beserta penghuninya.
INTINE BELAJAR - Jika ada penulisan surat Al-Qur'an yang salah atau ada kesalahan makna dan kesalahan lainnya, harap untuk segera lapor ke admin untuk tujuan perbaikan melalui email: intinebelajar@gmail.com !!! Terima Kasih
Jzkk di atas penjelasannya..
ReplyDelete