Terjemah lengkap
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal
darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Asbabun Nuzul
Pada awal kerasulan
Muhammad , beliau berkhalwat
(meningalkan keramaian) di Goa Kira. Setelah beberapa hari beliau
menerima wahyu yang pertama Surat Al ‘Alaq 1-5. Dalam keadaan kedingingan, beliau menemui Khadijah dan menceritakan yang
telah terjadi.
Waraqah bin Naufal adalah pendeta yang menjelaskan bahwa itu adalah peristiwa kenabian, sebagaimana terjadi pada nabi-nabi sebelumnya.
Waraqah bin Naufal adalah pendeta yang menjelaskan bahwa itu adalah peristiwa kenabian, sebagaimana terjadi pada nabi-nabi sebelumnya.
Penjelasan ayat
Surat Al-Alaq 1-5
merupakan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Inilah wahyu pertama
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yang dalam kajian Ibnu
Katsir dikatakan sebagai rahmat dan nikmat pertama yang dianugerahkan Allah SWT
kepada para hamba-Nya (Lihat Tafsir Ibnu Katsir V/236).
Dan inilah pula yang menandai penobatan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah, kepada seluruh umat manusia. Wahyu inilah yang menjadi tonggak perubahan peradaban dunia. Dengan turunnya ayat tersebut maka berubahlah garis sejarah umat manusia. Berubah dari kehidupan jahiliyah nan gelap dalam semua aspek, termasuk di dalamnya kegelapan ilmu pengetahuian, menjadi terang benderang.
Sejak saat itu, penduduk bumi hidup dalam keharibaan dan pemeliharaan Allah SWT secara langsung. Mereka hidup dengan terus memantau ajaran Allah yang mengatur semua urusan mereka, besar maupun kecil. Dan perubahan-perubahan itu ternyata diawali dengan "Iqra" (bacalah).
Perintah membaca di sini tentu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran-lembaran buku, melainkan juga membaca ‘buku’ dunia. Seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah. Membaca diri kita, alam semesta dan lain-lain. Berarti ayat tersebut memerintahkan kita untuk belajar dari mencari ilmu pengetahuan serta menjauhkan diri kita dari kebodohan.
Dan inilah pula yang menandai penobatan beliau sebagai Rasulullah, utusan Allah, kepada seluruh umat manusia. Wahyu inilah yang menjadi tonggak perubahan peradaban dunia. Dengan turunnya ayat tersebut maka berubahlah garis sejarah umat manusia. Berubah dari kehidupan jahiliyah nan gelap dalam semua aspek, termasuk di dalamnya kegelapan ilmu pengetahuian, menjadi terang benderang.
Sejak saat itu, penduduk bumi hidup dalam keharibaan dan pemeliharaan Allah SWT secara langsung. Mereka hidup dengan terus memantau ajaran Allah yang mengatur semua urusan mereka, besar maupun kecil. Dan perubahan-perubahan itu ternyata diawali dengan "Iqra" (bacalah).
Perintah membaca di sini tentu harus dimaknai bukan sebatas membaca lembaran-lembaran buku, melainkan juga membaca ‘buku’ dunia. Seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah. Membaca diri kita, alam semesta dan lain-lain. Berarti ayat tersebut memerintahkan kita untuk belajar dari mencari ilmu pengetahuan serta menjauhkan diri kita dari kebodohan.
Namun membaca yang mampu
membawa kepada perubahan positif bagi kehidupan manusia bukanlah sembarang
membaca, melainkan membaca ‘dengan menyebut nama Allah Yang Menciptakan’
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Dalam kajian Sayyid Quthb
rahimahullah, bahwa surat ini adalah surat pertama dari Al Qur’an, maka ia
dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah. Dan Rasulullah SAW pertama kali
melangkah dalam berhubungan dengan Allah dan pertama kali menapaki jalan da’wah
dengan Bimillah: "Iqra’ bismi rabbik". (Tafsir Fi Zhilal Al Qur’an)
Dengan demikian dalam
makna yang lebih luas, ayat pertama merupakan perintah untuk mencari ilmu, ilmu
yang bersifat umum baik ilmu yang menyangkut ayat-ayat qauliyah (ayat Al
Qur’an) dan ayat-ayat kauniyah (yang terjadi di alam). Ayat qauliyah ialah tanda-tanda
kebesaran Allah SWT yang berupa firmanNya, yaitu Al-Quran. Dan ayat-ayat
kauniyah ialah tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang berupa keadaan alam
semesta.
"Dan di bumi terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin dan (juga)pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. Az-Zariyat 20-21)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Ayat kedua, Allah menyatakan
bahwa manusia dicipta dari segumpal darah. Allah SWT sendiri juga telah
menegaskan bahwa manusia dicipta sebagai sebaik-baik ciptaan dan tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud
dan fasilitas hidup yang menyamai manusia.
Allah menganugerahi manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama. Semua itu menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Yang demikian itu, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua laranganNya.
Allah menganugerahi manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama. Semua itu menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Yang demikian itu, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua laranganNya.
Dalam kaitannya dengan
kewajiban menuntut ilmu, ayat kedua juga memberi petunjuk kepada manusia untuk
mengenal dirinya secara jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya. Hal tersebut
terungkap dalam QS. Al-Mukminun 12-14.
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Ayat keempat, Allah SWT
mengajar manusia dengan pena. Maksudnya dengan pena manusia dapat mencatat
berbagai cabang ilmu pengetahuan, dengan pena manusia dapat menyatakan ide,
pendapat dan keinginan hatinya dan dari pena manusia juga mendapatkan berbagai
ilmu pengetahuan baru.
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Pada ayat kelima, Allah
mengajar manusia apa yang tidak/belum diketahuinya. Manusia lahir ke dunia
dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Secara perlahan, Allah memberikan
manusia kemampuan melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya,
sehingga dengan kemampuannya itu manusia mampu mencapai cabang ilmu baik ilmu
agama maupun ilmu yang lain bahkan ilmu yang mungkin langsung diberikan oleh
Allah kepada beberapa orang yang dikehendaki tanpa melalui belajar (ilmu
laduni).
Demikian,
Allah telah menerangkan bahwa manusia manusia dicipta dari benda yang tidak
berharga kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis, dan
memberinya pengetahuan.
INTINE BELAJAR - Jika ada penulisan surat Al-Qur'an yang salah atau ada kesalahan makna dan kesalahan lainnya, harap untuk segera lapor ke admin untuk tujuan perbaikan melalui email: intinebelajar@gmail.com !!! Terima Kasih
terimakasih ^^
ReplyDeleteterima kasih banyak banyak encikkkkkkkkk.. sangat membantu saya buat assignment.. ALLAH shj dapat balas jasa encik :):)
ReplyDeletehttps://saglamproxy.com
ReplyDeletemetin2 proxy
proxy satın al
knight online proxy
mobil proxy satın al
GNA